Wednesday, 28 April 2010
Tak lulus UN bukanlah Kiamat Dunia
Lagi-lagi tentang hasil UAN, perih dan prihatin.
Tahun ini angka kelulusan menurun drastis dibanding tahun lalu. Bahkan di NTT angka kelulusan menurun melebihi 40 persen.
Satu sekolah tidak lulus semua siswanya, menangis dan kecewa. Siapa yang dipersalahkan? Siswa, guru atau System?
Kenapa ya, begitu sulitnya mencari kata LULUS di tengah situasi yang kian sulit ini? Banyak siswa yang protes, orang tua bahkan pendidik sendiri sangat tidak setuju dengan adanya UAN ini.
Menurut mereka, fasilitas dan kemampuan di masing-masing daerah tidak sama. Padahal standar yang diterapkan sama. Dengan alih-alih meningkatkan mutu Pendidikan, Pemerintah seakan menutup mata dan telinga terhadap sebagian suara rakyat yang menyerukan keberatan ini.
Siswa di Daerah terpencil harus ekstra effort untuk memperoleh standar kelulusan.
Duh sulitnya ya…
Padahal setelah lulus mereka juga belum tahu mau jadi apa dan mau kenapa. Lalu kenapa harus di persulit?
Mungkin saya termasuk orang yang sama sekali tidak setuju dengan system ini. Bukan karena alesan saya males atau takut tidak lulus. Tapi rasanya ini sangat tidak adil saja. Tidak adil buat mereka yang pintar selama 3 tahun tapi tak lulus karena ujian beberapa hari
Kalau sampai ada siswa yang mati bunuh diri akibat tidak lulus, seperti yang terjadi pada Wahyu Ningsih (19), siswi sebuah SMKN di Muaro Jambi yang kemarin tewas menelan racun jamur tanaman ternyata peraih nilai ujian nasional tertinggi di sekolahnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, apakah pemerintah tak juga menurunkan harga matinya untuk mendapat kelulusan?
Mau jadi apa hidup ini? Ujian Nasional bukanlah segala-galanya. Tak lulus bukan berarti dunia kiamat. Karena kita tak tahu apa yang akan terjadi.
This is a life…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
12 comments on "Tak lulus UN bukanlah Kiamat Dunia"
kadang menjadi sebuah ironi....ada siswa terpandai disekolahnya....tapi tidak lulus.... yang jelas bagi yang tidak lulus tetaplah semangat...jalan masih panjang.......
aaah, kasian banget yang gak lulus.. mpe bunuh diri sgalaa...hiks :m:
emang bukan kiamat sih, tik. tapi sedih dong. udah buang uang dan waktu tuh.
kalo saya gak salah dnger,katanya di luar negri gak pake uan segala yak ? enak dunk !
walopun aku udah melewati masa kelulusan smu, tapi juga nggak setuju dengan standar kelulusan yang diterapkan di UAN.. emang nggak semua sekolah punya mutu yang sama
kegagalan adalah awal dari keberhasilan masih ada harapan...
kunjungi blog ku ya
happy blogging
hidup hanya permainan, kadang kalah kadang menang, itu hal yg biasa...
paLing ironi karena banyak siswa yang justru tidak lulu di mata pelajaran Bahasa Indonesia..
Pemerintah hanya memikirkan uang semata...tanpa memikirkan aspek psikologis yang terjadi jika siswa yang bersangkutan ternyata tidak lulus...
Pemerintah payaaaaaaahhhhh........
mereka ga lulus karena ga nguasain materi kan? sekolah saya aja sampe 9x try out. materi yang dikeluarin bener-bener sama, secara semua juga di kasih SKL (standart kelulusan siswa) yang soal UNny tuh ga akan melenceng dari tuh materi.
sekarang kalau gini, yang salah siapa ya?
siswanya yang terbatas kemampuan nerima pelajaran?
gurunya juga yang gak nguasain materi?
kegak kondusifan sekolah sarana n prasarana?
kalo kata pejabat sih..kelulusan merosot krn tingkat kejujuran melonjak..*capee dech :i:
begitulah pendidikan di indo, masih belum beres. patokan uan dijadikan titik dari segalanya...
padahal ada cara lain yg mampu lebih meningkatkan kualitas dari siswa
Post a Comment
Thank for dropping comment here
Please do not make spam comments
Because spam comments will be removed