Thursday, 29 April 2010

COWBOYS IN PARADISE bukan Film Koboi Yang Sebenernya



Petikan berita di sebuah harian pagi nasional hari ini :

Sutradara Cowboys in Paradise, yang berasal dari Singapura, Amit Virmani, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ia menyesalkan razia terhadap para gigolo Bali tersebut. "Film ini mengenai satu aspek kecil kehidupan di sebuah tempat tujuan wisata. Film ini tidak mengatakan sama sekali bahwa ‘koboi-koboi’ itu adalah satu-satunya atraksi wisata yang ditawarkan di Bali," katanya.

Ia pun mengkhawatirkan nasib orang-orang yang sudah ambil bagian dalam filmnya sehubungan dengan razia setelah kemunculan filmnya. "Saya khawatir akan keselamatan orang-orang yang berpartisipasi dalam film saya dan para laki-laki yang berada di pantai,” katanya. (Kompas-Red)


Embahmu!!

Sudah terjadi baru ngomong begitu. Dulu waktu buat filmnya ngga mikir sejauh itu, bahkan menurut pengakuan pemain film “ COWBOYS IN PARADISE” mereka ditipu mentah-mentah oleh Sutradara yang engga jelas itu. Pada awalnya mereka hanya dijadikan sample penelitian saja dan bukan untuk menjadi bintang film jadi-jadian begitu.

Sebenernya saya paling males ngomongin masalah ini. Maklum, meski jelek-jelek begini saya juga orang Bali. Rasanya ndak rela juga kalau daerah saya yang indah dan elok yang terkenal di seluruh dunia ini citranya menjadi negative hanya gara-gara segelintir masalah yang sebenernya hanya dilakukan oleh sebagian kecil orang saja.

Kalau boleh jujur, fenomena adanya gigolo di tempat pariwisata kan tidak hanya di Bali saja, tapi hampir di semua daerah wisata di dunia.

Kemudian menjadi sangat tidak fair setelah hebohnya film documenter berdurasi 2 menit itu ada orang yang mengatakan : Bali kini sudah semakin krisis moral saja, sudah semakin rusak saja. Prihatin dengan kehidupan moral masyarakat Bali yang kian hari kian merosot saja.

Embahmu!!

Seperti kata pepatah, Karena Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga atau Syair di lagu Dangdut Basofi Sudirman: Tidak semua laki-lakiiiii…..

Tidak semua orang Bali begitu, tidak semua masyarakat Bali sudah sangat krisis moral, tidak semua laki-lakiiiii….
.
Meski saya gak tahu persis gigolo itu apa, seperti apa dan bagaimana sepak terjangnya, menurut issue yang beredar, yang kebanyakan menjalani profesi seperti itu dipinggiran pantai Kuta Bali justru bukan orang Bali asli. Mereka kebanyakan perantau-perantau dari luar daerah.

Nah lo!

Jika kemudian mereka lalu melakukan tindakan represif dengan merazia para “COWBOY” yang hobby nongkrong di pinggiran pantai Kuta, ya wajar-wajar saja. Siapa sih yang engga marah melihat daerahnya di jadikan ajang penjaja Daging Mentah begitu?

Namun, ternyata membuktikan mereka adalah gigolo adalah sangat sulit. Mereka memang melanggar aturan, yaitu tidak memiliki identitas lengkap. Hanya itu yang bisa itu yang bisa dlakukan. Memang sulit sekali membuktikan bila ada laki-laki yang ingin menjual jasa melalui seks ini dilakukan atas dasar suka sama suka, dan, terus terang saja, mereka bisa melakukannya di mana saja. (Kompas-Red)

Meski begitu, satu pesen saya ya :

Tetaplah datang ke Bali, Bali tetap indah dan eksotis. Tetap menarik untuk di kunjungi dan tetap layak menjadi kebanggaan Indonesia.



11 comments on "COWBOYS IN PARADISE bukan Film Koboi Yang Sebenernya"

Sou Stalker on 29 April 2010 at 06:51 said...

sabar ya itik,,citra bali gak akan rusak gara-gara masalah tsb koq.Btw,saya belum pernah ke bali nih,,kapan ya bisa kesana,,huehuehue. . .
Met pagi aja ya neng. .

Clara Canceriana on 29 April 2010 at 07:55 said...

sayang ya citra Bali dirusak orang" itu...
sabar aja Yu, pasti banyak org yg tak peduli dengan film ga jelas itu...dan tetap datang ke Bali untuk menikmati pemandangan

aktifis sandal jepit on 29 April 2010 at 08:36 said...

pernah sekali ke bali,dan pingin kasana lagi dan lagi..
bener,bali memang eksotis....

oh,ini ya berita yang sering muncul di tipi itu.Kemarin sempat denger juga sih,tapi tidak begitu jelas.Ngantuk ;D

HB Seven on 29 April 2010 at 09:35 said...

betul tik....kelebihan atau kebaikan bisa jadi rusak hanya karena satu titik.....nila...kapan ya bisa ke Bali...(pengiiin banget "mode on fire")

Unknown on 29 April 2010 at 11:00 said...

ada yang marah2 nih.... calm down tik,,,

kayaknya sutradara itu iri sama bali, mgkin tujuannya biar bali sepi trus singapura tambah rame *buruk sangka nih*

Lumbunghati on 29 April 2010 at 13:28 said...

tetap datang ke Bali kalo ada uang tik, Postingan yang sedikit emosional ya tik..

ra-kun on 29 April 2010 at 13:30 said...

wah, runyam... =_=a

gooo blog on 29 April 2010 at 14:58 said...

Bener tuh tik....

si sutradaranya nggak punya otak kali ya...

aku juga liat beritanya waktu si pemeran itu diwawancarai, katanya mereka cuma disuruh shooting aja, nggak tau tujuannya apaan...

parah banget nih......

felicity on 30 April 2010 at 21:32 said...

Saya sudah menonton film ini.... (lupa bagaimana bisa dapet link-nya di internet...) miris banget memang melihat kenyataan seperti yang dilukiskan dalam film tadi.

Eniwei, turis punya motivasi masing2x saat memilih berlibur di suatu daerah. Saya pikir, citra Bali sebagai Pulau Dewata yang indah nggak akan banyak terpengaruh... I love Bali.... dan nggak bosen2xnya mempromosikan Bali ke temen2x asing di sini :)

Anonymous said...

http://i306.photobucket.com/albums/nn252/cebong_ipit/ALL%20EMOTICON/girlyellowhair/gyh3.gifhttp://i306.photobucket.com/albums/nn252/cebong_ipit/ALL%20EMOTICON/girlyellowhair/gyh28.gifhttp://i306.photobucket.com/albums/nn252/cebong_ipit/ALL%20EMOTICON/girlyellowhair/gyh12.gif

lovepassword on 6 May 2010 at 19:11 said...

yUP yUP.. SETUJU Tik

Post a Comment

Thank for dropping comment here
Please do not make spam comments
Because spam comments will be removed

Blog Archive

 

Beauty Case Copyright 2009 Fashionholic Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting