Hal-hal kecil untuk sesuatu yang besar

Saya suka mengamati keadaan sekitar dan kemudian berpikir seandainya seperti ini, seandainya seperti itu. Mengamati, kenapa dan ada apa kok bisa begitu. Kemudian menulisnya ke dalam daftar apa yang akan saya lakukan.

Kadang saya merasa sedikit aneh, merasa lebih tua dari umur saya yang baru belasan tahun ini. Meski banyak teman-teman lain yang suka dengan ide-ide saya, tapi tak jarang saya juga di tertawakan. Normalkah saya Black Community?

Kadang kita tak sadar dengan hal-hal kecil di sekitar kita, seperti menyalakan listrik di siang hari, meninggalkan bak mandi hingga airnya meluber kemana-mana atau hanya sekedar lupa menutup kran air. Namun, dari beberapa majalah yang saya baca, justru hal-hal kecil tersebut yang akhirnya menjadi hal besar yang mengakibatkan pemborosan dan berdampak luas seperti Global Warming.

Sebenarnya saya sendiri kurang mengerti tentang arti hubungan antara pemborosan Energi dengan Dampak Global Warming. Terlalu luas dan terlalu rumit untuk dipikirkan. Namun, paling tidak, yang saya tahu, hal-hal kecil di atas yang sering kita lakukan berdampak pada pemborosan keuangan.

Bayangkan, seandainya kita menggunakan listrik seperlunya, biaya listrik per bulan sekitar Rp 150.000 . Bila kita “agak” boros menggunakan listrik maka biaya rekening listrik melonjak hingga Rp.200.000, yang artinya kelebihan 50 ribu per bulan. Kalo dihitung dalam setahun kita melakukan pemborosan sekitar 600 ribu. Waaahhh..banyak juga ternyata ya, lumayan lho untuk tambahan ongkos pulang mudik lebaran. seperti halnya merokok, kadang seseorang gengsi produk dalam negeri, padahal mutu rokok dalam negeri seperti halnya Djarum Black telah diakui kualitasnya di luar negeri.

Itu baru listrik saja. Padahal, kita sering melakukan hal yang tidak penting di luar itu. Pemborosan air, pemborosan bensin dan lain-lain. Total dalam setahun, secara gak sadar, berapa ya uang yang sudah terbuang percuma untuk sekedar melakukan pemborosan?

Kalau kemudian saya berpikir, “ah..itu kan urusan orang tua, mereka bisa kok membayarnya. Kan cuma segitu aja juga nambahnya, lagian itu sudah biasa kok.”

Betapa bodohnya dan tidak bergunanya diri saya selama ini. Hanya egois dan mementingkan diri sendiri, tidak mau belajar untuk menjadi lebih baik.

Rasanya tidak berlebihan, kalau saya membuat janji minimal untuk diri sendiri, agar saya lebih sedikit memperhatikan lingkungan sekitar. Meski janji saya tidak besar, tidak penting, tapi sedikitnya saya telah mencoba untuk berbuat sesuatu yang lebih baik.



Tapi berhubung saya belum ada pacar yang bisa di ajak jalan-jalan sementara ngajakin temen dan sahabat aja deh..he..he