Gerakan Sejuta Facebook

Saya punya facebook, adik saya punya facebook, temen-temen saya hampir 90 % punya facebook, om saya punya facebook, temen-temen sekantor ibu hampir semua punya facebook.

Sekarang, hampir semua orang yang melek internet pasti punya facebook. Facebook sudah menjadi gaya hidup, kebutuhan untuk bersosialisasi atau sekedar gaya-gayaan. Tak punya facebook serasa kuno, jadul, gaptek, ketinggalan jaman dan enggak gaul abis.

Tak hanya saya dan ruang lingkup lingkungan sekitar saya, tapi hampir semua orang yang punya facebook termasuk para Black Community dan lingkungan tempat tinggalnya mempunyai jejaring sosial yang menghubungkan antara satu dengan yang lain sambung menyambung hingga akhirnya yang tidak kenal jadi saling mengenal, saling mendukung dan saling menemukan titik temu pemikiran.

Jejaring facebook sebegitu kuatnya hingga menjadi suatu mata rantai yang sulit diputuskan, antara jaringan yang satu dengan yang lainnya saling memberitahu apa yang sedang terjadi dan yang akan terjadi. Bak sebuah gossip yang begitu gampang merebak menjadi issue sosial yang cukup mempengaruhi seseorang.

Karena fenomena facebook yang begitu membooming, begitu populernya, maka setiap ada suatu masalah atau perkara dalam kehidupan bermasyarakat yang sedang trend saat ini selalu ada suatu gerakan yang mendukung atau menolaknya, atau yang lebih disebut Gerakan Sejuta Facebook. Lihat saja perkara-perkara di tanah air seperti ini :

1. Fenomena Cicak VS Buaya dengan Gerakan Sejuta Facebook Mendukung Bibit dan Chandra

2. Fenomena Ibu Prita Mulyasari dengan Gerakan Sejuta Facebook Mendukung Ibu Prita

3. Fenomena Menolak RS Omni dengan Gerakan Sejuta Facebook Say No to RS Omni

4. Fenomena Kasus Luna Maya dengan Gerakan Sejuta Facebook Mendukung Luna Maya

5. Fenomena Luna Maya vs Infotainment dengan Gerakan Sejuta Facebook menolak Infotainment.

Dan masih banyak lagi dan akan terus banyak lagi bertumbuh Gerakan Sejuta Facebook lainnya.

Meski ada beberapa yang enggan bergabung dengan aksi ini (termasuk saya he..he), namun Gerakan Sejuta Facebook setidaknya mampu menunjukkan animo masyarakat terhadap suatu kasus yang sedang terjadi. Pengikut Gerakan Sejuta Facebook bisa menunjukkan opininya terhadap masalah-masalah tersebut secara bebas.

Lalu amankah para Facebooker dari tuntutan pencemaran nama baik seperti yang ada dalam pasal UU ITE, saat mereka mengeluarkan pendapat di ajang Gerakan Sejuta Facebook?

Efektifkah Gerakan Sejuta Facebook untuk membantu menuntaskan masalah?

Sampai sekarang sih memang belum pernah ada laporan bahwa seseorang dituntut karena memberikan pendapat, menentang atau bahkan menghujat suatu perkara karena menulis di wall pada Gerakan Sejuta Facebook ini. Mereka bebas berekspresi mengungkapkan isi hati, memaki, menghujat, caci maki, marah-marah di ajang ini.

Bak pesta pora, mereka bisa mengiris dan mencincang sang obyek penderita sepuasnya.
Pun, untuk ke efektifan Gerakan Sejuta Facebook juga kadang masih di pertanyakan. Meski ada sebagian orang yang mencibir atas gerakan ini sebagai suatu kegiatan yang hanya sensasional belaka namun yang pasti, buat saya, segala sesuatu sih lebih baik bila dipandang dari sisi positif.

Nyatanya, ketika ada Gerakan Sejuta Facebook yang Mendukung Ibu Prita Mulyasari, mereka berhasil memprakarsai dengan mengumpulkan koin untuk Ibu Prita Mulyasari.

Ikut Gerakan Sejuta Facebook atau tidak itu adalah pilihan, semuanya tergantung kita. Punya Facebook atau tidak juga pilihan, menguntungkan atau merugikan, tergantung bagaimana menyikapi.

Dengan atau tanpa Facebook, hidup musti harus dijalani, kita tetap butuh makan. Meski dianggap kurang gaul karena tak punya facebook, kita masih bisa makan, pacaran, jalan-jalan ke mall, shopping sampai puas.

Sebaliknya, tanpa facebookpun, kita masih bisa menjalani hidup ini dengan indah.

Ibarat kata pepatah : Biarlah anjing menggongong, peserta Djarum Black Blog Competition yang sangat keren tetap berlalu!!