Wednesday 27 January 2010

Budayakan Antri




Tadi pagi sebelum berangkat melakukan aktifitas, saya mampir ke POM bensin dulu. Kebetulan bensin saya sudah menunjukkan sedikit di atas garis Empty. Apalagi POM Bensin pagi itu gak terlalu ramai, mungkin karena masih pagi jadi hanya ada beberapa mobil dan motor yang antri. Di depan saya kira-kira ada 3 motor yang ikutan antre.

Ketika hampir giliran saya, tiba-tiba ada motor yang menyerobot di depan dan langsung mengisi bensin tanpa ikutan antre. Pengemudinya seorang pria, berusia kira-kira 30 tahunan, agak botak, berseragam kerja Pegawai Negeri. Yang membuat saya heran melihat kejadian itu, petugas POM bensin yang melayani gak menegur pembeli tersebut dan melayani seperti biasa seolah tak terjadi kejanggalan apapun.

Saya kesel bukan main.

Bukan hanya sama Bapak-bapak PNS si empunya motor, tapi juga sama petugas POM bensin itu. Kenapa hal tersebut dibiarkan terjadi begitu saja? Ironisnya, dilakukan oleh 2 orang lelaki dewasa yang harusnya ngerti tentang tata krama dan ketertiban. Kelihatannya sih memang kejadian kecil dan sepele, namun menurut saya itu sangat mengganggu.

Seringkali saya melihat sebuah tulisan di sebuah papan yang biasanya ditempel di depan kasir di swalayan-swalayan (terutama swalayan yang ramai) “BUDAYAKAN ANTRE”. Dan tulisan itu bukan sekedar pajangan atau tulisan biasa, tapi untuk dipatuhi. Dan memang biasanya mereka melakukan antre dengan tertib.

Pertanyaannya : kenapa kalo antre di kasir swalayan aja kita bisa tertib menunggu giliran, tapi kenapa kalo di tempat umum kita ga bisa? Bahkan kalo orangnya rame banget yang antre kita malahan jadi engga tertib sama sekali malahan cenderung brutal?

Mungkin saya memang belum pernah ke luar negeri, seperti sahabat Black Community yang lain tapi saya kerap menonton tayangan di televisi tentang budaya antre ini di Negara-negara Eropa dan Negara Amerika. Dalam setiap kesempatan yang ada, mereka rela menyempatkan waktu untuk melakukan antre dengan tertib hingga gilirannya tiba. Meski yang antre berbaris sedemikian panjangnya, namun jarang banget ada berita yang menyebutkan ada nya beberapa insiden yang diakibatkan oleh kericuhan saat mengantre.

Sedikit berandai-andai, seperti halnya pemikiran autoblacktrough kalo saja, masyarakat kita mengerti tentang pentingnya budaya antre ini, tentu tak ada lagi insiden yang terjadi hampir setiap tahun di negeri kita setiap hari Raya : Pembagian Zakat. Insiden yang kerapkali merenggut puluhan nyawa untuk mendapatkan memperebutkan beberapa lembar rupiah atau sekantong plastik sembako. Atau pembagian dana BLT yang seringkali berpotensi menimbulkan kerusuhan.

Panitia kadang sudah mengantisipasi sebaik mungkin agar tak terjadi insiden-insiden buruk tersebut dengan memperketat penjagaan dan mengatur jadwal antre. Namun, sebagus apapun panitia melakukan perbaikan sistem, kalo para pengantre sendiri tak mau tertib, hasilnya akan sama saja. Berebut semaunya, sikut-sana sikut sini, injak sana –injak sini.

Yang kuat tak peduli pada yang lemah, yang kemudian timbul malah sifat serakah ingin mendapatkan jatah lebih banyak begitu ada kesempatan. Sedangkan yang lain menjadi begitu beringas, takut tak kebagian karena jatah yang seharusnya dibagikan merata, ada yang lebih memintanya.

Mustahil rasanya, memperoleh suasana tertib saat mengantre kalo budaya kita masih terus seperti itu. Attitude kita yang demikian itu ga selayaknya dipelihara dan seharusnya yang menjadi contoh, adalah orang-orang tua/dewasa yang berpendidikan.

Semua orang punya kepentingan dan kesibukan yang sama, barangkali itulah asumsi yang selalu harus dibangun agar kita bisa memelihara budaya rasa malu, bila menyerobot yang belum/bukan gilirannya.

Gambar diambil di sini





9 comments on "Budayakan Antri"

Clara Canceriana on 27 January 2010 at 07:59 said...

betul tuh Yu, aku juga suka bete kalo diserobot. jadi inget iklan yg kalo marah keluar asep dari telinganya, mungkin aku kek gitu :z:
tapi mau diapakan lagi, budaya antri harus dilakukan berdasar kesadaran diri sendiri, kalo ga sadar, mungkin perlu kasih tonjokan biar dia sadar

jhoni on 27 January 2010 at 10:44 said...

Gyahahaaaa......tyang pernah kena juga yu!!!! langsung tyang tegur ja didepan semua orang!!!.......hehehehehe semua dukung saya kok, lebih banyak masyarakat yang sadar budaya antre!!!

AYO BUDAYAKAN ANTRE!!!!

sinjay school on 27 January 2010 at 18:16 said...

Ayo budayakan Antre, Bebek aja bisa, knapa kita enggk?

Pongky Toding on 29 January 2010 at 14:41 said...

Antri sangat penting
antri = menghargai orang lain
salam www.bimbinganmu.blogspot.com

Festival Museum Nusantara on 29 January 2010 at 14:45 said...

:v:

kebookyut (DiVe) on 30 January 2010 at 20:16 said...

hai itik...
kita sehati kayaknya...
keboo jg pernah bilang ttg antri di sini:
kebookyut.blogspot.com/2010/01/di-mana-budaya-antre-kita
emang nyebelin kl diserobot,
:v:
tp kalo sabar, pst Tuhan kasi yg tbaek bwt qt..
:k:

JO on 31 January 2010 at 22:23 said...

Neng Itik, blognya ciamik amat.

Wah budaya antri kalau di Indonesia memang masih kacau ya neng. Orang2nya banyakan pada gak sabaran.

adeuny on 2 February 2010 at 05:16 said...

benar.... antri itu wajib...
jangan suka serobotan ah, gak baek...

kunjungan perdana nih.
salam kenal.....

:o:

Belajar SEO on 3 February 2010 at 00:40 said...

susah mengubah tradisi masyarakat :y:

Post a Comment

Thank for dropping comment here
Please do not make spam comments
Because spam comments will be removed

Blog Archive

 

Beauty Case Copyright 2009 Fashionholic Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting