Thursday, 1 April 2010

Dan Gayus pun Bak Gayung Bersambit



Kedatangan Gayus dari Singapura tanggal 1 April 2010 kemarin merupakan peristiwa yang paling ditunggu-tunggu saat ini. Pria berusia 30 tahun bernama lengkap Gayus Halomoan Tambunan itu menjadi sangat ngetop setelah terbongkarnya kasus penggelapan pajak senilai yang melibatkan Dirjen Pajak dan Institusi Polri oleh Susno Duadji.


Meski namanya ngetop dan terkenal mengalahkan selebritis Luna Maya atau Nikolas Saputra, namun sayangnya bukan untuk dielu-elukan jasanya atau prestasinya.

Rata-rata mereka berdecak keheranan dengan sepak terjang seorang pegawai Dirjen Pajak golongan IIIA yang baru berkerja 5 tahun tapi mempunyai rumah mewah senilai milyaran rupiah.



Tak jarang juga yang mengumpat dan mencacinya. Bahkan almamaternya sendiri, Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) menyebutnya sebagai seseorang yang melemparkan kotoran ke muka alumni Sekolah Tinggi Kedinasan tersebut.

Saya jadi ingat waktu SMP dulu.

Saya pernah sangat ingin suatu saat sekolah kelak bisa Sekolah Tinggi Kedinasan. Entah itu STAN, STIS ataupun STT Telkom.

Buat saya, melihat mahasiswa-mahasiswa yang kuliah disana adalah sangat keren. Dan yang pasti masa depan bakalan terjamin. Pekerjaan dan jabatan sudah menanti, selain itu orang tua pasti bangga. Siapa sih orang tua yang gak mengharapkan anaknya menjadi orang sukses, mendapatkan kemudahan dan kemakmuran dalam hidupnya dalam hidupnya.

Tapi sayang, otak saya yang volumenya hanya sebesar biji mentimun ini tak cukup pintar untuk masuk ke Sekolah Tinggi Kedinasan tersebut.

Tapi yah, mungkin suatu saat dapet jodohnya alumni Sekolah Tinggi Kedinasan kaya gitu siapa tahu to? Lumayan buat perbaikan keturunan pembesaran volume otak..he..he..he

Harapan orang tua yang sebenarnya hanya sederhana dan tidak berlebihan.

Untuk bisa lolos seleksi di Kampus Sekolah Tinggi Kedinasan-kedinasan tersebut tidaklah mudah. Mereka adalah orang-orang terpilih yang lolos bersaing diantara beribu-ribu peserta. Otak mereka pasti encer, analisis mereka pasti tajam, dan ketekunan mereka di jamin.

Setelah lulus, merekapun dijamin pasti akan mendapat pekerjaan yang bagus. Pekerjaan yang bagus yang mengantarkan mereka mendapatkan gaji dan fasilitas yang cukup. Buat lelaki, merupakan modal untuk mendapatkan calon istri yang di inginkan.

Sedang buat wanita, merupakan kebanggaan untuk dirinya untuk mendapatkan calon suami yang “lebih” darinya.

Hari gini??? Di tengah krismon dan sulitnya mencari pekerjaan? Siapa sih yang gak mau mendapatkan calon menantu yang pintar, mapan pula!!

Saya yakin 100% orang tua Gayuspun juga berpikiran yang sama seperti orang tua lainnya. Bangga ketika melihat Gayus Tambunan bisa di terima kuliah di STAN, lulus, memperoleh pekerjaan di Dirjen Pajak yang mendapatkan renumerasi 12 juta perbulan (bukankah itu suatu gaji yang cukup besar untuk seseorang yang baru bekerja?) mendapatkan istri yang cantik dan punya anak yang lucu.

Namun ternyata, Gayus adalah Gayus yang tamak, serakah dan silau dengan harta. Tak puas dengan hanya kebanggaan seperti itu, ia menggelapkan pajak senilai 25 milyar (belum termasuk penggelapan lainnya hingga ia bisa punya rumah mewah).

Kebanggaan orang tua yang kemudian akan hancur dalam sekejap karena lupa diri.

Setelah ini, entah apa yang tersisa dari kebanggaan seorang Gayus Tambunan?

Sebagai Penggelap Pajak? Pulang ke Indonesia di sambut ribuan wartawan dan dikawal langsung oleh Petinggi-petinggi POLRI bak VVIP? Atau menjadi ngetop melebihi hebohnya konser Michael Jackson?



15 comments on "Dan Gayus pun Bak Gayung Bersambit"

HB Seven on 1 April 2010 at 10:37 said...

gayus..sang phenomenon......

Jhoni20 on 1 April 2010 at 10:42 said...

kalau gayus kebali :g:

nietha on 1 April 2010 at 12:53 said...

padahal pengen bisa ikutan jemput gayus tuh.. itiiikk.. tumben kata2nya bijak banget hari ini. jadi terharu..ingat ortu dikampung, ingat suami dirumah, ingat harus kerja jauh2 cuma untuk mengais rejeki membangun rumah semewah gayus..hiks..hikss

tukang-kibul on 1 April 2010 at 13:31 said...

mari menyambit gayus yang gak jayus..
:z:

fajardesign on 1 April 2010 at 20:16 said...

hari gini masih bayar pajak..? apa kata dunia..? <----itu kata temen ane sist, setelah tau ada oknum orang pajak yang makan uang rakyat :z:

nenghepi on 1 April 2010 at 21:03 said...
This comment has been removed by the author.
nenghepi on 1 April 2010 at 21:06 said...

Gayus nyoreng nama STAN :y: ..PAdahal cita2 pengen ke sono :p: . Huu..Gayus elek :e: ...

Ei,,maaph,yang pertama gagal kasih gambare..

(*gtw,deuh,yg ni gagal pa gag..Hehe...*)

>::< Udah Q follow,,Sist..Visit n klo' bisa follow juga,,yua (*ngarep banged*)..HEhe..

Nirmana on 2 April 2010 at 06:27 said...

yang jelas dalam diri gayus kok tak ada tanda2 penyesalan yah, buktinya pas dipesawat itu senyum2 terus, ga ada susahnya, heran gw

nuranuraniku.blogspot.com on 2 April 2010 at 12:39 said...

salam sobat
ya Gayus,,ngetop karena gelapin pajak,,sama hebohnya konser Michael Jackson....mba

ario saja on 2 April 2010 at 14:41 said...

luwarrrrrrr biasa, klo IIIA aja bisa korupsi segitu gimana yang golongan di atasnya yah

Unknown on 2 April 2010 at 15:45 said...

teteh itik..

memang banyak orang yang pintar, tapiyang urang adalah moral dari orang pintar itu

kalau kata orang jawa, kepintarannya buat "minteri" orang lain.

oya aku menangkap sebuah pelajaran dari tulisan teteh. ini masalah reputasi. aku jadi teringat kata-kata warren Buffet, "membangun reputasi itu memang bisa bertahun-tahun, tapi hanya butuh waktu lima menit untuk merobohkannya"

kasus gayus menunjukan bahwa konsistensi menjaga reputasi yang baik diabaikan. ssayang sekali imbasnya bukan hany pada gayus, tapi juga pajak kini memiliki preseden buruk yang berpotensi menimbulan resistensi pembayaran pajak dari publik.

apalagi, seperti kata teteh, lembaga pendidikan tempat gayus belajar pun tercoreng mukanya. Oh, ternyaa sekolah kedinasan hanya meloloskan orang-orang picik macam gayus.

tapi yang jelas meandang objektif adalah solusinya. gayus tetaplah gayus. ia bukan lembaga dan bukan institusi. ia hanyalah oknum dari sebuah lembaga atau institusi....

maaf teh, agak panjang (Apa, komen segini lu bilang agak panjang?!) he..he..

Arif R. on 2 April 2010 at 15:52 said...

ya, begitulah orang-orang besar di negeri kita ini...

Andrik Sugianto on 2 April 2010 at 17:42 said...

yu...blog barunya keren abis....

mending otak sebiji timun deh daripada otak volume besar trus korup. iya gak?

Unknown on 2 April 2010 at 19:46 said...

yg saya heran, udah dpt 12 juta masih aja mo korup. bener2 tamak.

Anonymous said...

bukan hal baru lagi kalau lulusan STAN jadi koruptor...Atau pura pura tidak tau? Makanya, jadi orang tua jangan bangga dulu kalau anaknya berhasil masuk STAN..

Post a Comment

Thank for dropping comment here
Please do not make spam comments
Because spam comments will be removed

Blog Archive

 

Beauty Case Copyright 2009 Fashionholic Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting